Bayi menangis saat ia baru dilahirkan lumrah ditemui. Tanda tangisan inilah yang menjadi pertanda bayi lahir dalam keadaan baik.
Selain jadi tanda bayi berhasil dilahirkan, tangisan juga sebagai tanda proses persalinan telah berhasil dilalui. Namun, tahukah Anda tangisan bayi baru lahir memiliki arti secara medis. Lantas, apa arti tangisan bayi saat baru dilahirkan?
Arti tangisan bayi baru lahir Dilansir dari BBC Science Focus Magazine, tangisan itu terjadi salah satunya sebagai upaya adaptasi sederhana, ketika ia tidak segera didekatkan dengan ibunya. Maka dari itu, tangisan biasanya terjadi beberapa detik setelah ia dilahirkan dan dipisahkan dari tubuh sang ibu.
Menangis menjadi cara bayi untuk mencari perhatian orang di sekitarnya dan memperkecil kemungkinan untuk diabaikan dalam kondisinya yang masih lemah. Selain itu, tangisan yang dibuat oleh bayi baru lahir juga merupakan efek dari memar dan rasa sakit akibat proses persalinan yang membuatnya trauma. Dalam persalinan, bukan hanya ibu yang berjuang melahirkan, tetapi bayi juga berusaha keras mencari jalan lahir agar dapat keluar dari rahim dengan jalan yang sempit. Proses ini sangat melelahkan bagi bayi, sehingga tak heran setelah dilahirkan bayi akan tidur dalam waktu yang cukup lama. Bahkan, bisa mencapai lebih dari 8 jam.
Bayi menangis setelah dilahirkan merupakan kondisi ideal yang menandakan hal baik. Menangis menjadi salah satu tanda bahwa bayi yang baru terlahir ke dunia itu bisa menarik napas pertananya menggunakan paru-parunya. Jika paru-parunya berfungsi dengan baik, maka itu berarti ia dapat bertahan hidup, karena tidak ada masalah dengan napas yang menjadi kebutuhan hidupnya.
Selama di dalam kandungan, janin mendapatkan suplai oksigen dari plasenta yang dihubungkan dengan tali pusat. Ketika itu, paru-paru belum difungsikan dan masih ada dalam tahap pematangan. Beberapa saat setelah bayi dan plasenta dilahirkan, dokter atau bidan akan segera memotong tali pusat yang menjadi penghubungnya. Di saat itu, bayi mulai merangsang paru-paru untuk mulai bekerja, mencari suplai oksigen menggantikan peran plasenta yang sudah tak lagi melekat dengannya. Ini berlangsung dalam bentuk tangisan. Tangisan itu berarti bayi yang benar-benar membutuhkan napas pertamanya.
Hal lain, tangisan bayi ini juga berarti upaya yang dilakukan bayi untuk mendorong sisa-sisa cairan dari dalam rahim yang masih ada di dalam tubuhnya. Mulai dari mulut, hidung, hingga paru-paru, agar keluar. Oleh karena itu, terkadang tangisan pertama bayi juga disertai dengan suara menggelegak, seperti suara air keluar dari botol.
Namun, ada juga bayi yang tidak menunjukkan tangisan ketika dilahirkan. Jika ini terjadi, maka dokter akan mengartikannya sebagai tanda bahaya, karena itu berarti bayi tidak bernapas. Mereka pun akan melakukan berbagai cara agar bayi menangis dengan segera. Misalnya, menggunakan pompa hisap untuk menyedot sisa-sisa cairan yang mungkin menghambat proses bayi bernapas. Dokter juga akan melakukan metode lawas, yakni dengan memukul-mukul pantat bayi, menggendong terbalik (kaki di atas kepala di bawah), atau memijat tubuh bayi untuk menimbulkan rasa sakit sehingga ia akan menangis dengan keras.
Meski terlihat kurang nyaman, tetapi dokter memastikan tindakan dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Selain menimbulkan rasa sakit, semua tindakan itu ditujukan untuk mengeluarkan benda apa pun yang menghambat bayi sehingga ia tidak bisa menangis. Namun, metode ini dilakukan sebagai jalan ke sekian setelah langkah medis tidak berhasil dilakukan. Di saat modern ini, metode memukul-mukul bayi atau menggendong terbalik ini sudah tidak banyak dilakukan. Apabila semua metode tersebut belum juga membuahkan hasil, maka bayi akan dipindahkan ke ICU dan dipasang tabung untuk memasok oksigen ke dalam tubuhnya.